Senin, 12 Agustus 2013


BEBERAPA tahun terakhir ini popularitas Android kian meroket, baik di kancah global maupun regional. Tak terkecuali, Indonesia pun merasakan demam sistem operasi (OS) ‘robot hijau’ ini. 

Laporan dari lembaga riset pasar GfK yang dirilis pada Mei 2013, sebagaimana dikutip dari Cnet,smartphone berbasis OS besutan Google ini telah mendominasi pasar Indonesia sebesar 51 persen. 

Terungkap pula sebanyak  4,5 juta smartphone yang berhasil terjual di dalam negeri selama Januari-Maret 2013, sebanyak 2,28 juta di antaranya menjalankan OS Android.

Melihat perkembangan OS yang lahir pada 2007 ini, PR Erafone Djamitko Wardoyo pun mengakui kehebatan pesona Android yang terus bersinar.

“Android memang lebih cepat berkembang, bahkan sangat cepat dibandingkan OS lainnya. Memang, pengguna perangkat iOS juga cukup tinggi di Indonesia tetapi  belum sbanyak di negara-negara lainnya. Sementara dengan BlackBerry meskipun juga menguasai pasar Indonesia, tapi Android tetap memiliki daya tariknya tersendiri,” ungkap Djatmiko Wardoyo ketika dihubungi oleh Techno Okezone, Senin (12/8/2013).

Adapun sifatnya yang terbuka (open platform) menjadi faktor utama pendorong laris manisnyasmartphone berbasis Android di Tanah Air. Sehingga, baik pengguna maupun pengembang bisa ‘mencomot’ berbagai aplikasi pilihannya langsung dari Google Play. Tentu saja bisnis model ini menciptakan ekosistem yang kondusif bagi keberlangsungan hidup OS robot hijau ini. Terlebih lagi, orang Indonesia cenderung menyukai aplikasi serba gratisan dan simpel alias nggak ribet.

“Selama bisnis modelnya gratis seperti sekarang ini, siapa saja pasti bisa menikmati Android. Dan secara logika semakin banyak pabrikan (smartphone) yang menggunakan OS ini, maka semakin laku juga dia,” tutur pakar tekologi, Teguh Prasetya dalam perbincangannya denganTechno Okezone.

Selain itu Android juga sudah semakin mantap mengepakkan sayapnya di berbagai macam perangkat, seperti jam pintar (smartwatch), televisi pintar (smart TV), carinfotainment (perangkat dalam mobil), tablet, dan masih banyak lagi. Jelas hal ini mendatangkan keuntungan tersendiri bagi perusahaan karena bisa selangkah lebih maju ketimbang para kompetitornya.

Diperkuat lagi dengan fakta yang dipaparkan oleh Djatmiko yang menyatakan bahwa orang Indonesia memiliki kecenderungan untuk mengganti jenis smartphone-nya setiap 8-14 bulan sekali. Di samping itu, smartphone berbasis Android pun banyak yang dijual dengan harga yang miring. Sehingga, dapat dengan cepat diserbu oleh berbagai segmen konsumen low-end. Ini pula yang menjadi kekuatan nyawa Android.

Baik Djatmiko Wardoyo maupun Teguh Prasetya memprediksi bahwa OS besutan raksasa mesin pencari ini masih akan merajai pasar smartphone di dunia, khususnya di Indonesia hingga beberapa tahun ke depan.
SUMBER : 
http://techno.okezone.com/

0 komentar:

Posting Komentar